Senin, 22 Februari 2010

nyaman... susah dapetinnya...


Selama ini kita sering berfikir & beranggapan bahwa “kenyamanan” adalah bukan suatu masalah bagi kita. Kita sering mengira “kenyamanan” adalah suatu anugrah atau berkat yang Tuhan taruh dalam hidup kita ( itu memang benar ), tapi disisi lain “kenyamanan” adalah senjata terkuat setan buat menghayutkan kita & masuk kedalam masalah yang besar. Coba kita ingat-ingat diri kita sebagai contohnya ( yach ni sebenernya sich pengalaman pribadi sich, kalo gitu contohnya aku hwa… ha… ), kalo Tuhan sering mencurahkan berkatnya atas kita hari makin hari semakin tambah diberkati apa yang sring kita lakukan? Yach pada awal-awal sich pasti masih ingat pada Tuhan tapi, coba kalo itu terjadi dalam waktu yang cukup lama? Kebanyakan ( nich kebanyakan lho? jadi bukan semua orang gini! ) orang pasti akan terlena & terhayut akan berkat ini! ya ga? & truz apa yang terjadi kalo kita terhayut? Pasti kita akan lupa sama pencipta kita “Tuhan”! Itulah yang setan kerjakan kalo kita terhayut dalam berkat.

Sebenernya di bangsa kita Indonesia ini banyak contoh “kenyamanan” yang menyesatkan & merugikan orang disekitar hingga membuat suatu masalah yang besar bagi bangsa ini. Coba kita lihat “Koruptor”, seandainya seorang koruptor tidak diketahui korupsi, apa yang terjadi? Pasti dia akan merasa nyaman dengan apa yang dia lakukan, toh itu menguntungkan baginya? ya ga? tapi kita lihat “kenyamanan” disini, apa kenyamanan ini datangnya dari Tuhan? Bukan! “kenyamanan” model kayak gini adalah tawaran sesat dari setan agar kita terhayut didalamnya. Trus gimana kita harus menghadapinya kalo kita sudah terlanjur nyaman dengan keadaan ini? Apakah dengan trus “Hanya Diam”? itu adalah bukan suatu jawaban, kalo kita hanya diam dengan kenyamanan ini, kita akan terbawa ke situasi masalah yang sangat besar melebihi masalah yang sering kita hadapi! Trus langkah apa yang harus kita tempuh? Yang harus kita lakukan adalah kita berani melangkah keluar dalam situasi “kenyamanan” ini.


Contoh “kenyamanan: yang lain sebenernya ada banyak, contohnya: Sebagai anak muda kita sering nyaman denga pacar kita & dengan apa yang kita lakukan ( alah tau kan maksudku? He…he.. ), yang lainnya nyaman dengan posisi Ratu Gosip ( Suka bohong, fitnah, membicarakan orang lain, dll… ), trus nyaman dengan …… alah pokoknya banyak dech, jadi hati-hati sama posisimu sekarang apakah kamu sekarang merasa nyaman? Coba kita ingat juga kalo kita berada dalam suatu masalah ( diluar dari kenyamanan ) kita pasti selalu dekat dengan Tuhan, kita sering minta tolong sama Tuhan, itulah yang Tuhan inginkan dalam setiap hidup kita, bukan berarti Tuhan suka kalo kita dalam masalah tapi, itu adalah tanda dari Tuhan bahwa Dia cinta pada kita, Dia memerhatikan kita, & Dia peduli pada kita ( maksudnya biar kita tidak jatuh kedalam kenyamanan, perangkap si setan ).

Sebenernya masalah demi masalah yang Tuhan taruh dalam hidup kita adalah suatu proses dimana Tuhan mau membentuk suatu karakter kerohanian kita. Jadi jangan lari dari masalah tapi hadapi masalah itu ( walo kita jatuh bangun. Tenang, Tuhan tidak akan membiarkan masalah menghimpit kita. Karna semua telah Tuhan atur sesuai kemampuan kita ) karna setiap masalah yang kita hadapi, akan membawa ke berkat yang Tuhan telah siapkan.

Coba kita lihat contoh…. Hm…m… Guci yang bagus, indah & tentunya sangat mahal. Kalo kita tengok pembuatannya gimana? Pasti butuh proses-proses hingga akhirnya tercipta guci itu kan? Ya itulah, proses tiap proses ato masalah demi masalah yang sering kita hadapi bagaikan proses dimana pembentukan guci itu. Jadi jangan lari dari masalah tapi hadapi masalah itu, karna masalah demi masalah akan membawa kita ke tingkatan kerohanian yang lebih dewasa. Wah kok jadi sok Rohani gini yach? Wha…ha…. ha… padahal yang ingin aku posting soal “kenyamanan” doank. Tapi sudahlah mungkin ini memang mau-Nya Tuhan aku mosting sampai ini, semoga postinganku ini bisa jadi berkat bagi kalian semua.Betapa kenyamanan, ternyata teramat membutakan.

Dalam kehidupan, umat manusia tak pernah berhenti berduyun-duyun mencari, untuk menemukan apa yang disebut sebagai rasa nyaman. Namun, sedikit yang sanggup menyadari, bahwa kenyamanan berpotensi mematikan. Ketika manusia berada dalam ruang bernama rasa nyaman, tanpa disadari kepekaan menjadi tereduksi. Karena nyaman, adalah sebuah candu yang melenakan. Sebuah candi, tempat menyongsong mati.

Sementara gelisah; yang seringkali dianggap sampah yang selalu diharapkan untuk musnah; sebenarnya adalah setetes anggur yang akan membuat gairah kehidupan semakin menjalar dan membesar. Hingga kita tak hanya sekedar diam dalam posisi berdiri, namun juga berlari, meloncat bahkan menari.

Hanya kegelisahan-lah yang akan membuat kita, bergerak melakukan sesuatu. Sesuatu yang tak akan pernah kita temukan, ketika kita terjebak dalam kenyamanan. Sesuatu yang berpotensi merubah keadaan. Memutarbalikkan kenyataan. Merusak komposisi lukisan yang seakan sudah tertata rapi dan jadi, menjadi sebuah abstraksi yang akan memberikan banyak kejutan. Membuat garis-garis warna, yang membuat hidup tak sekedar menjadi sebuah perjalanan yang menjemukan, memuakkan, dan membosankan. Merubah kehidupan, dari sekedar mekanisme robotis; dimana menarik dan menghembuskan nafas hanya sekedar sebuah kewajiban pertahanan hidup tak berkesudahan; menjadi sebuah koreografi tari yang penuh liukan improvisasi yang membawa jiwa menerbang menuju surga yang sebenarnya. Bukan sekedar tempat imajinasi yang tersimpan di kitab-kitab budaya warisan para nabi.


Karenanya, sebagai makhluk yang disebut manusia; yang konon berakal dan berlogika;, tak sepantasnya jika hanya sekedar berdiam diri, mengurung tubuh dalam ruangan yang sejuk meninabobokkan, tanpa sekalipun berusaha memelihara kegelisahan yang sanggup menghentakkan. Kenyamanan tak ubahnya arsenik yang membunuh secara pelan dengan diam-diam, tanpa perlu membuka jalan. Anak panah yang melesat cepat, tanpa mencipta cacat.Oleh karena itu, Descartes berucap ‘Cogito Ergo Sum…’. Aku berpikir, maka aku ada. Karena hanya dengan terus berpikir (yang tentu akan mencipta kegelisahan), manusia secara sengaja akan bisa membuka pintu-pintu menjadi menganga. Hingga jawaban, bukan sekedar benda asing di atas awan. Dan hidup, tak lagi menjadi sebuah kesia-siaan.Begitulah. Keindahan ketika manusia sanggup merasa nyaman dalam ketidaknyamanan. Sekaligus merasa tak nyaman, dalam kenyamanan.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar