Tampilkan postingan dengan label artikel untuk blog komunitas linux. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label artikel untuk blog komunitas linux. Tampilkan semua postingan

Selasa, 23 November 2010

Sertifikasi Pakar Admin Red Hat RHCSA


Bersama peluncuran Red Hat Enterprise Linux 6 (RHEL 6) terjadi perubahan untuk training dan sertifikasi Red Hat. Sertifikasi untuk menjadi Red Hat Certified System Administrator (RHCSA), menurut siaran pers yang diumumkan beberapa hari lalu akan menggantikan sertifikasi Red Hat Certified Technician (RHCT). Bagi yang telah memiliki sertikasi RHCT dengan basis RHEL 5, akan diakui atau disamakan dengan RHCSA yang baru saja diluncurkan.

Dimasa mendatang tersedia 4 cabang sepesialisasi untuk sertifikasi RHEL. Disamping mengutamakan Linux, materi untuk peserta kursus Sysadmin juga mengandung materi Windows dan platform berbasis GUI lainnya, termasuk paltform Solaris.

Perubahan yang ditempuh Red Hat adalah seiring dengan dunia nyata yang dihadapi para pekerja TI saat ini, dimana penerapan Linux telah tumbuh pesat namun pakar yang memiliki sertifikasi RHEL harus juga mampu menangani platform-platform lainnya.

Untuk masuk program pelatihan RHCSA yang ditawarkan Red Hat kali ini, dibedakan antara pakar TI tanpa memiliki pengalaman Command Line dan para Administrator Sistem. Yang pertama adalah jebolan Red Hat System Administration I dan II. Untuk sertifikasi Sysadmins tingkat lanjut disyaratkan telah memiliki pengalaman paling tidak satu tahun atau pelatihan melalui "Fast Track". Bagaimanapun juga, dua jalur tersebut harus dibuktikan dengan uji praktek selama setengah hari dalam hal mengelola sistem berbasis Linux, sebelum berlanjut ke tahap RHCE. Sertifikasi RHCSA ditargetkan untuk administrator sistem, seperti juga untuk profesional dalam beberbagai peran yang setara, seperti pada admininistrator basis data, pengembang sistem dan teknisi supports.

Kelas untuk sistem training yang baru diluncurkan ini segera berlaku dan tersedia di beberapa lokasi Amerika dan Eropa, sedangkan untuk wilayah lainnya secara bertahap akan disediakan oleh pusat-pusat pelatihan setempat beberapa bulan kedepan. Baca siaran pers dan terusan terkait untuk keterangan lebih rinci.

sumber : http://gudanglinux.blogspot.com

Attachmate dan Microsoft Ambil Alih Novell


Siaran pers yang diterbitkan Attachmate hari ini menyudahi kabar burung dan teka-teki yang beredar sejak Novell mulai sekitar satu tahun lalu berupaya menjual perusahan termasuk bisnis Linux yang ditekuninya.

Sebagian besar perusahan Novell diakuisisi Attachmate senilai 2.2 miliar dollar rencananya akan dipecah menjadi dua bagian yaitu bisnis Linux (SUSE) dan Non-Linux (Novell). Dihitung dengan uang, bisnis SUSE-Linux termasuk kecil dibandingkan porsi non-Linux yang dijual Novell.

Seperti diungkapkan di siaran pers Novell Inc. tentang akuisisi ini, juga disebutkan adanya perusahan konsorsium CPTN Holdings LLC yang dibelakangnya tidak lain adalah Microsoft, yang mengambil alih koleksi HaKI (Intellectual Property) milik Novell senilai 450 Juta Dollar. Belum jelas hak atas paten maupun kekayaan intelektual apa saja yang telah beralih kepemilikannya dari Novell ke Microsoft. Hal ini masih teka-teki dan telah menjadi bahan spekulasi baru.

sumber : http://gudanglinux.blogspot.com

Kursus Pengembangan Linux Bersama Debian Women


Penggiat perempuan Debian yang tergabung di proyek Debian Women selenggarkan serangkaian pelatihan pengembangan Linux via IRC dan ditargetkan tidak hanya untuk kaum hawa.

Pelatihan diawali malam ini jam 03:00 WIB Jumat (atau Kamis 20:00 UTC) yang membahas topik "Introduction to Debian Packaging" dibawakan oleh Lars Wirzenius selama 2 jam. Pelatihan berikutnya adalah "Using Git" dibawakan oleh David Paleino pada hari Jumat tanggal 26 November jam 4:00 WIB (Kamis 25 November 21:00 UTC) dan yang terakhir di sesi ini membahas "Python libraries/application packaging" yang dibawakan oleh Piotr Ożarowski dengan jadwal Jumat 3 Desember jam 3:00 WIB (Kamis 2 December 20:00 UTC)

Sesi pelatihan berlangsung di saluran IRC #debian-women dan diumumkan di halaman Wiki Debian berikut detil pelatihan yang diperlukan.

Debian Women telah berdiri sejak 2004 yang melibatkan pengembang wanita di proyek Debian GNU/Linux. Tujuan yang digariskan [PDF 23 halaman] termasuk untuk mendorong perempuan menjadi pengembang, diversifikasi Debian (sepanjang satu sumbu!), meningkatkan visiblitas wanita di Debian dan mendiskusikan isu-isu yang relevan.

sumber : http://gudanglinux.blogspot.com

Red Hat Enterprise Linux 6 Telah Rampung


Versi 6 dari Red Hat Enterprise Linux (RHEL) telah rampung. Rilis generasi ke 6 ini dipusatkan disamping untuk server dan virtualisasi, terutama untuk digunakan di lingkungan awan (Cloud Computing).

Hampir seluruh paket software yang dikemas dimodernisasi dan ditingkatkan, seperti kernel ditingkatkan dari Linux 2.6.18 ke Linux 2.6.32, disamping menyertakan versi GCC 4.4.4 dan Glibc 2.12. RHEL 6 mendukung sejumlah arsitektur prosesor yang umum digunakan di lingkungan perusahan seperti i386, x86_64, s390x dan ppc64. Untuk menghemat enerji, Red Hat memperkenalkan fitur Tickless Kernel dan telah menginvestasikan banyak sumberdaya untuk mengembangkan Powermanagement mendukungn prosesor Opteron 6000 dan 4000 besutan AMD.

Diantara koleksi software untuk server yang dikemas bersama RHEL 6 adalah versi Apache-HTTP-Server 2.2.15, PostgreSQL 8.4 dan MySQL 5.1. Baca selebihnya siaran pers dan catatan rilis bersama peluncuran RHEL 6 untuk informasi yang lebih rinci.

sumber : http://gudanglinux.blogspot.com

Ubuntu Gandeng Wayland Tinggalkan X.Org


Hanya beberapa hari setelah menetapkan Unity sebagai desktop standar yang direncanakan mulai Ubuntu 11.04, Bapak dari distro Ubuntu Mark Shuttleworth mengungkapkan lagi rencana barunya. Kali ini, sebagaimana dijabarkan di blognya, ia mengunkapkan rencananya untuk mengganti display server dari saat ini X-Server besutan X.org dengan Wayland. Karena masih banyak waktu yang dibutuhkan untuk mengembangkannya, Wayland barangkali belum menjadi standar baik di Ubuntu 11.04 maupun 11.10, namun barangkali di versi Ubuntu 12.04 mendatang.

Wayland adalah sebuah Display-Server yang telah menyertakan Compositing. Dengan teknik yang dimiliki Wayland dihasilkan kinerja yang lebih baik dibandingkan kemampuan yang bisa dicapai menggunakan X, disamping sekaligus meniadakan beberapa kekurangannya. Aplikasi yang ingin memanfaatkan kelebihannya, harus ditulis spesifik sebagai sebuah klien Wayland dan Ubuntu akan kehilangan tranparansi jaringan yang ditawarkan oleh X11. Juga dijamin tidak perlu adanya pemisahan menjadi dua dunia untuk aplikasi-aplikasi, karena klien X tradisionalpun masih bisa dijalankan dan direalisasikan menggunakan sebuah X server tersambung dan dijalankan seperti sebuah klien Wayland.

Hilangnya transparansi jaringan dianggap Shuttleworth tidak terlalu penting dibandingkan dengan besarnya keuntungan dan perbaikan bagi pengguna yang dihasilkan. Karena itu ia ingin memberdayakan Wayland sudah sejak dini. Proyek-proyek Canonical seperti uTouch dan sistem input lainnya juga menjadi relevan sebagai kontribusi mendukung Wayland.

Shuttleworth tidak ingin menganakemaskan grafik 3D, karena grafik 2D tetap ia dikembangkan disamping mengungkapkan keinginannya untuk mendukung proyek GNOME dan KDE dalam hal membantu portasi ke Wayland.
Shuttleworth juga yakin bahwa Wayland akan berkembang cepat dan sebelum memutuskan untuk memilih Wayland, ia telah mempertimbangkan opsi-opsi lainnya termasuk lingkungan Android yang diurungkan karena tiada kompatibilitas terhadap X. Shuttleworth berpendapat bahwa sistem X-Window tetap berkembang dengan baik dan tidak mungkin tumbang. Namun dengan waktu berjalan semakin sulit menggunakan X untuk merealisasikan "user experience" yang didambaknnya seperti halnya untuk merealisasikan efek dan grafik yang super-smooth menggunakan Compositing.

sumber : http://gudanglinux.blogspot.com

Ubuntu Ganti Gnome-Shell Dengan Unity


Pendiri Ubuntu Mark Shuttleworth memutuskan untuk menggunakan antarmuka Unity sebagai Desktop Standar untuk Ubuntu mulai versi 11.04 (Natty Narwhal) mendatang. Pernyataan Shuttleworth yang dilontarkan di ajang acara "Ubuntu Developer Summit" di Florida membahas alasan untuk pilihan Unity yang telah diperkenalkan sebelumnya di acara yang sama di Belgia enam bulan sebelumnya dan saat ini telah diimplementasikan di edisi Netbook 10.10. Pada prinsipnya Unity adalah Gnome yang disesuaikan agar layar dapat digunakan lebih optimal.

Penerapan Unity sebagai standar untuk Ubuntu merupakan sebuah langkah besar dan menurut Shuttleworth adalah tindakan yang riskan yang masih memerlukan banyak kerja keras. Dengan bertambahnya jarak mengiringi perubahan yang dilakukan Ubuntu terhadap Gnome edisi standar, adalah salah satu upaya Ubuntu untuk tampil beda dari distro-distro lainnya yang menggunakan Gnome sebagai basis. Menurut Shuttleworth, persaingan berbagai jenis antarmuka diantara distro berbasis Gnome akan mendorong inovasi secara keseluruhan. Walaupun demikian, pendapat yang berkembang di komunitas Gnome tentang langkah Ubuntu ini pada umumnya berbeda dan kebanyakan menolaknya, sementara beberapa pengamat bahkan menganggapnya sebagai sebuah "fork".

Upaya terhadap Gnome serupa sebenarnya pernah ada, dimana Nokia menciptakan antarmuka Hildon untuk tablet internetnya dan Intel meracik Shell menggunakan Clutter untuk membangun MeeGo. Keputusan Canonical yang dilontarkan oleh Shuttleworth dianggap komunitas sebagai langkah mundur untuk Gnome Shell yang kini sedang mempersiapkan peluncurannya di bulan Maret 2011 bersama versi akbar Gnome 3.0.

Shuttleworth menyadari hal itu dan justru ingin menangkal kemungkinan fragmentasi dari Gnome dengan melakukan standarisasi melalui FreeDesktop.org untuk semua mekanisme integrasi desktop. Sebagai contoh adalah spesifikasi "Media Player Remote Interfacing" yang menyambungkan pemutar musik dengan indikator audio di Ubuntu.

sumber : http://gudanglinux.blogspot.com

OpenStack: Framework Awan Terbuka Untuk Ubuntu


Untuk rilis Ubuntu mendatang, saat ini telah disiapkan framework awan OpenStack yaitu sebuah proyek open source yang didirikan oleh komunitas dan didukung oleh banyak vendor termasuk oleh instansi luar angkasa Nasa dan perusahan hosting Rackspace.

Disamping solusi Eucalyptus yang telah didukung Ubuntu sejak lama, rencananya akan mengintegrasikan Cloud Framework Openstack mulai tahun 2011 bersamaan rilis versi 11.04 atau 11.10. Eucalyptus yang digunakan Ubuntu sampai saat ini, kernelnya telah dibebaskan dan tersedia menganut lisensi GPLv3. Namun komponen pengeloaannya masih belum bebas (proprietari), termasuk komponen vSphere atau ESX dari VMware yang disokongnya.

Dilain pihak, Platform Openstack merupakan solusi awan yang komplit dan sepenuhnya open source dan disokong oleh banyak vendor-vendor termasuk AMD, Dell dan Intel. Institusi Nasa mengendalikan teknologi ini untuk platform awan mereka yang telah dikenal sebagai Nebula Cloud Platform. Baik Rackspace maupun Nasa telah berjanji akan mengimplementasikan Openstack dilingkungan Cloud Platform masing-masing.

Sebagai komponen infrastruktur untuk Openstack terhitung penyimpanan obyek terdistribusi Openstack Object Storage yang dibuat berdasarkan Rackspace Cloud Files. Sistem OpenStack memanfaatkan server standar yang tersambung dan bekerja bahu-membahu secara Cluster agar memori dalam skala besar yang tersedia redundan menjadi handal.

Sebagai komponen kedua digunakan Openstack Compute yang ketersediaanya dijadwalkan pada bulan Oktober 2010. Software utama yang ditulis menggunakan bahasa pemrograman Python itu dibangun berdasarkan teknologi Nebula Cloud besutan Nasa yang akan mengelola tugas untuk komputer-komputer dalam jumlah yang besar. Untuk merealisasikan semua itu, OpenStack didukung oleh beberapa framework lain seperti Tornado dan Twisted.

sumber : http://gudanglinux.blogspot.com

Senin, 22 November 2010

Linux SliTaz Telah Diluncurkan


SliTaz Team dengan bangga mengumumkan bahwa telah merilis versi terbaru dari distro SliTaz yaitu Slitaz Cooking, dimana produk terbaru ini merupakan pengembangan dari edisi SliTaz Linux. Peluncuran versi terbaru ini meliputi perbaikan bug dan penambahan beberapa fitur baru. Versi SliTaz ini memiliki kemampuan yaitu boot from internet dimana menggunakan gPXE projecy, sejenis network bootloader. Hal tersebut juga meliputi multimedia player, MPlayer, Notecase(Note Manager Application) serta dukungan build-in terhadap XFS filesystem dalam Linux Kernel.


Lalu mungkin Anda akan berfikir, apa itu SliTaz? SliTaz merupakan salah satu distribusi Linux yang berukuran minimalist, 100% merupakan system operasi yang free dimana distro ini tidak membutuhkan harddisk untuk menjalankannya. SliTaz dapat berjalan serta dioperasikan pada flashdisk dan dapat pula dijalankan sebagai LiveCD melalui CD-Rom ataupun digunakan melalui memory. Lalu mungkin Anda akan berpikir, apakah produk tersebut berukuran kecil..? Percaya atau tidak, Linux SliTaz dikembangkan untuk menjalankan berbagai jenis aplikasi, memiliki tampilan effect desktop yang menarik dan dapat pula digunakan sebagai web-server namun secara keseluruhan paket ukuran ISO image dari SliTaz hanya sekitar 28.6 MB. Adapun fitur dan kemampuannya melebihi ukuran size dari produk ini sehingga SliTaz dapat disebut sebagai salah satu distro yang extremely fast and light. Berikut adalah beberapa fitur yang terdapat pada SliTaz :

  • Root filesystem sekitar berukuran 80 Mb dan ISO image berukuran kurang dari 30 MB
  • Dapat digunakan sebagai Web Server dengan dukungan LightTPD dengan PHP dan CGI support
  • Terdapat browser berupa MozilaFirerof atau Retawq in text mode
  • Dukungan terhadap layanan suara menggunakan Alsa Mizer, Audio Player dan CD Ripper/Encoder
  • Chat, Mail, dan FTP client
  • SSH client dan server powered by Dropbear
  • Database engine dengan SQlite
  • Generate Live USB drive
  • Toole untuk membuat, mengedit atau memburn CD atau DVD image
  • Tampilan yang elegan dari desktop dengan JVM yang berjalan pada bagian atas dari Xvese(X server
  • Home made graphical boxes to command line utilities
  • Lebih dari 400 paket yang mudah untuk diinstal.
  • Komunitas yang aktif dan friendly

Adapun aplikasi yang terdapat didalam SliTaz antara lain :

  • Firefox (web browser)
  • gFTP (FTP client)
  • LostIRC (IRC client)
  • Retawq (web browser)
  • ePDFView (PDF viewer)
  • Wikiss (PHP Wiki)
  • ISO Master (ISO image editor)
  • Leafpad (text editor)
  • Nano (console text editor)
  • XTerm (terminal emulator)
  • mtPaint (image editor)
  • GPicView (image viewer)
  • Gcolor2 (color selector)
  • Alsaplayer (audio player)
  • Asunder (CD ripper)
  • mhWaveEdit (audio editor)
  • LightTPD (web server)
  • Geany (Integrated Development Environment)
  • BitTorrent client
sumber : http://www.beritanet.com

Game Linux


Game linux merujuk pada bermain atau mengembangkan video game untuk sistem operasi Linux. Game linux dapat merujuk kepada sumber terbuka permainan yang berjalan secara native di Linux, atau permainan komersial yang memiliki port Linux. Secara umum, ada pola pikir bahwa ada beberapa permainan yang tersedia untuk Linux.

Beberapa game linux yang telah dikeluarkan adalah Assault Cube, Battle for Wesnoth, Blob Wars: Metal Blob Solid, dan BZFlag. Game linux tesebut keluar dalam berbagai macam genre. Seperti Assault Cube merupakan salah satu dari genre fps yang cukup menarik untuk dimainkan.

Selain itu masih banyak game linux yang menjadi sangat aku dipasaran. Selain karena game tersebut open source atau gratis mereka pun dapat dengan mudah mendapatkannya. Hanya dengan membeli sistem operasi Linux mereka telah mendapatkan game linux tesebut. Karena harga dari sistem operasi Linux sangat murah sampai gratis maka dari itu sistem operasi Linux banyak sekali dipakai.

sumber : http://semangatbelajar.com